Minggu, 28 Agustus 2016

BELAJAR MENULIS TULISAN MINAHASA/MALESUNG TUA





   





       Aksara Malesung Tua Minahasa



 



  Aksara tulisan tradisional masyarakat minahasa kuno(malesung) yang sudah tidak ada yang menggunakannya lagi. Bentuk alphabet Malesung atau aksara Watugirot ini hanya dipakai untuk menulis keputusan penting pemerintahan, keagamaan dan kemasyarakatan. Naskah ditulis pada batu/ watu menggunakan besi atau pahat batu/besi. Aksara Malesung kini hanya tersisa pada beberapa peninggalan Prasasti di antaranya prasasti Watu Pinawetengan, Watu Rerumeran, Watu Tiwa, kayu dan juga batu lainnya.
  Prasasti Pinawetengan ditemukan dari galian pada tahun 1888 di desa Pinawetengan (Tompaso), Minahasa, berdasarkan perhitungan silsilah. Prasasti ini menggunakan bahasa Malesung Kuno meskipun huruf-huruf yang digunakan hiroglif belum ada yang mengetahui secara jelas, hanya syair kuno dan penjelasan turun temurun yang dipegang dipercaya sebagai Prasasti Musyawarah Leluhur untuk Pengaturan sistem pemerintahan dan Pembagian wilayah.

  Prasasti ini berbeda dengan prasasti lainnya di nusantara yang menggunakan huruf Kawi yang masih terpelihara sampai sekarang bukti-buktinya, sehingga mudah dipelajari. Hurufnya sangat berbeda apabila dibandingkan dengan prasasrti dari Jawa pada semasanya. Huruf ini sudah tidak dikenal. Huruf-huruf pada Pinawetengan ditatah pada batu langsung, seperti di Jawa ditulis dengan huruf Pallawa, Kawi dan sebagainya, kemungkinan besar huruf di pinawetengan lebih tua dari huruf Kawi, Pallawa dan lainnya, karena masih berbentuk gambar (hieroglif) sama dengan huruf Mesir Kuno. Hieroglif adalah sistem tulisan formal yang digunakan masyarakat Mesir Kuno yang terdiri dari kombinasi elemen logograf dan alfabet. Melihat jenis huruf maka diperkirakan digunakan sebelum Masehi dan kemungkinan hilang atau mulai jarang digunakan sekitar abad 9. Prasasti Pinawetengan bisa saja lebih tua dari Prasasti Mulawarman dan Purnawarman (Saekitar Abad 2 Masehi – Abad 5 Masehi)Menurut para ahli Prasasti Pinawetengan adalah peninggalan Megalit jadi sebelum kebudayaan Hindu Budha masuk ke nusantara/indonesia (Hindu sekitar tahun 400 M). Ini peninggalan leluhur yang seharusnya menjadi kebanggaan bagi TOU MINAHASA dan menjadi tantangan bagi para pakar arkeologi dunia, hanya saja anggaran pemerintah belum secara khusus diarahkan untuk menjadi pusat riset Minahasa . Ini aksara dan Prasasti REPUBLIK TERTUA di DUNIA, deklarasi negara Demokrasi tertua di Asia mungkin juga di dunia.
   Isi prasasti ini mengenai pernyataan Perdamaian, Deklarasi Penggunaan Sistem Demokrasi dalam Pemerintahan negara Republik Kuno, Pembagian Wilayah, Kebebasan Hak Asasi, Otonomi dan Hak Merdeka Berdiri Sendiri.
  Bagi anda pencinta budaya minahasa, yang harus kita pertahankan dengan melestarikan penulisan aksara malesung/minahasa.
Karena ini suatu kebanggaan bagi TOU MINAHASA.


http://touminahasa1.blogspot.co.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments system

Disqus Shortname